Tiga Tipe Perempuan: Yang Mana Tipe Anda?


Tiga Tipe Perempuan: Yang Mana Tipe Anda?

      Islam tentu sangat memperhatikan kaum perempuan, dimana hal tersebut tidak berlaku dalam ajaran-ajaran sebelum kedatangan Islam. Posisi perempuan begitu penting (dipentingkan) sehingga sering terdengar suatu ungkapan bahwa tegaknya suatu negara (kelompok) sangat tergantung dengan perilaku perempuan dalam kelompok tersebut. Mungkin ada yang menganggap ini berlebihan, meski tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan sangat berdekatan dengan kesuksesan dan juga kegagalan!
Dalam ajaran Islam, laki-laki dan perempuan tidak dibedakan peranannya dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Keduanya memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha berbuat yang terbaik bagi diri, keluarga dan masyarakatnya. Jelasnya, Alqur'an tidak membedakan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan. Beberapa ayat menjelaskan hal tersebut:
"Barangsiapa yang melakukan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia mukmin, mereka akan masuk surga ..." (QS. 4:124, 40:40)
"Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia mukmin, kami hidupkan dia dalam kehidupan yang baik ..." (QS. 16:97)
"Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beriman diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan ..."(QS. 3:195)
"Tidaklah boleh bagi mukmin laki-laki dan perempuan merasa keberatan bila Allah telah memutuskan sesuatu perkara ..." (QS. 33:36)
"Orang-orang beriman laki-laki dan perempuan satu sama lain saling melindungi. Mereka sama-sama menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mentaati Allah dan Rasul-Nya. Allah menyayangi mereka ..." (QS. 9:71)
Begitu gamblangnya Al Qur'an memperhatikan makhluk perempuan, selain ayat-ayat diatas yang menunjukkan tidak adanya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dalam hubungannya dengan pekerjaan, amal dan tindakan, Al Qur'an juga memberikan kepada kita penjelasan tentang beberapa tipologi perempuan, dimana bisa dikatakan, bahwa apa yang pernah terjadi pada masa lalu dan diabadikan dalam Al Qur'an agar menjadi pelajaran bagi kaum mukminin yang perempuan khususnya dan laki-laki pada umumnya. Karena, sekali lagi, masalah yang berhubungan dengan perempuan yang terjadi di muka bumi ini, hampir selalu terkait dengan kaum laki-laki.
Oleh karena itu, menjadi penting untuk memperhatikan beberapa tipe perempuan yang pernah diterangkan Allah dalam Al Qur'an. Dimana Al Qur'an secara khusus membicarakan jenis-jenis perempuan berdasarkan amalnya. Untuk jenis perempuan ideal yang patut diteladani, seringkali Al Qur'an menyebut nama jelas. Namun untuk melukiskan perempuan "buruk" Al Qur'an tidak menyebut nama secara langsung.
Tipe pertama adalah type wanita saleh yang diwakili oleh Maryam. Nama Maryam disebut beberapa kali dalam ayat-Nya selain juga menjadi salah satu nama Surat dalam Al Qur'an. Ia adalah type perempuan saleh yang menjaga kesucian dirinya, mengisi waktunya dengan pengabdian yang tulus kepada Rabb-nya. Karena kesalehahannya itulah ia mendapat kehormatan menjadi ibu dari kekasih Allah, Isa alaihi salam, tokoh terkemuka di dunia dan akhirat (QS. 3:45).
"Dan Maryam putra Imran, yang menjaga kesucian kehormatannya. Kami tiupkan roh Kami dan ia membenarkan kalimah Tuhan-Nya dan kitab-kitab-Nya dan ia termasuk orang yang taat" (QS. 66:16).
Maryam adalah tipe perempuan saleh. Kehormatannya terletak dalam kesucian, bukan dalam kecantikan. Tentu masih banyak deretan nama-nama perempuan saleh baik yang tersebut dalam hadits-hadits Nabi maupun dalam sejarah.
Al Qur'an juga menerangkan tipe-tipe perempuan pejuang untuk menjadi contoh bagi para muslimah. Tipe yang kedua ini dicontohkan dengan sempurna oleh Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun yang hidup dibawah kekuasaan suami yang melambangkan kezaliman. Asiyah dengan teguh memberontak, melawan dan mempertahankan keyakinannya apapun resiko yang diterimanya. Semuanya ia lakukan karena ia memilih rumah di Surga, yang diperoleh dengan perjuangan menegakkan kebenaran, ketimbang istana di dunia, yang dapat dinikmatinya bila ia bekerja sama dengan kezaliman. "Dan Allah menjadikan teladan bagi orang-orang yang beriman perempuan Fir'aun, ketika ia berdo'a: Tuhanku, bangunkan bagiku rumah di surga. Selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya. Selamatkan aku dari kaum yang zalim." (QS. 66:11).
Al Qur'an memuji perempuan yang membangkang kepada suami yang zalim. Pada saat yang sama Al Qur'an juga mengecam perempuan yang menentang suami yang memperjuangkan kebenaran, seperti istri Nabi Nuh alaihi salam dan istri Nabi Luth alihi salam. Dalam kaitannya dengan hal ini, Al Qur'an juga menambahkan satu contoh perempuan yang mendukung kezaliman suaminya (sebagai contoh lawan dari Asiyah) yakni, istri Abu Lahab.
Selain Asiyah, ada pula contoh-contoh perempuan pejuang meski suami-suami mereka bukanlah orang-orang zalim, melainkan para pejuang kebenaran. Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti Ka'ab, adalah contoh nama-nama yang bersama suami mereka bahu-membahu memperjuangkan agama Allah.
Tipe ketiga yang dijelaskan dalam Al Qur'an adalah tipe perempuan penggoda. Jelas untuk yang satu ini diwakili oleh Zulaikha penggoda Nabi Allah Yusuf alaihi salam. Dalam kisah Zulaikha menggoda Yusuf inilah, Al Qur'an menunjukkan kepandaian perempuan dalam melakukan makar dan tipuan. Manakah tipe anda dari ketiga tipe tersebut? Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama/dari buku: Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat)


Pilih Mana: Prestasi Atau Eksploitasi
Publikasi 03/04/2002 14:00 WIB
eramuslim - “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang khusu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Azhab. 35)
Seorang ibu yang baru saja melahirkan tampak sedikit kecewa dengan kabar yang baru saja ia diterima dari seorang suster yang membantu persalinannya. Suster mengatakan bahwa anaknya yang keempat ini ternyata perempuan lagi.

“Perempuan?” kening si ibu mengkerut.
“Coba dicek lagi suster, mungkin suster salah lihat, sebab hasil USG beberapa bulan lalu, terlihat dalam kandungan saya anak saya laki-laki!” desak si ibu yang masih tampak lemah.

“Benar Bu, anak Ibu perempuan, tidak mungkin salah apa lagi tertukar, karena hanya Ibu saja yang melahirkan hari ini di sini. Sama saja antara laki-laki dan perempuan Bu. Yang penting bagaimana Ibu mendidiknya kelak menjadi anak yang sholeh. Di mata Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama.” Ujar suster bijaksana, namun si ibu masih tampak kecewa, hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya.

Disebuah pusat perbelanjaan seorang perempuan cantik dengan pakaian ketat berdiri di pintu masuk menawarkan rokok pada setiap laki-laki yang ia temui. Tidak sedikit dari laki-laki yang ditemuinya itu bukannya membeli rokok yang ditawarkan, namun hanya menikmati keindahan tubuh dan wajah cantik yang memang disengaja dibuka oleh para perempuan cantik tersebut, bahkan tak jarang ada yang sengaja mencolak-colek.
Mereka bisa apa? resiko pekerjaan, paling begitu jawab mereka , kasihan ….
Lain lagi kejadian di sebuah Program Pascasarjana sebuah Perguruan Tinggi Negeri terkemuka. Seorang perempuan yang masih sangat muda duduk diantara wisudawan menunggu giliran mendapatkan ijazah dari Rektornya. Kecerdasan dan kepintarannya mengantarkannya memiliki kesempatan melanjutkan studi ke tingkat Pascasarjana dengan beasiswa yang ia dapatkan melalui persaingan yang tidak semua orang dapat memenangkannya. Orang tua dan sanak keluarganya pun kagum dengan prestasinya.
Gambaran kejadian pertama menunjukkan betapa dalam masyarakat yang sudah sangat moderen ini masih saja ada keluarga yang keberatan dengan kelahiran anak perempuan.
Seolah-olah perempuan hanya akan memberatkan beban keluarga saja. Padahal setiap jiwa itu sudah Allah tentukan rezekinya.
Kejadian kedua tidak kalah menyedihkannya, keberadaan perempuan hanya dijadikan pelengkap berhasilnya sebuah produk dipasaran.
Namun kita masih memiliki harapan, dibalik forum diskusi dan seminar tentang perempuan, dibalik eksploitasi terhadap fisik perempuan masih ada perempuan muslimah istiqomah mempertahankan dan menunjukan identitas serta jati dirinya, bahwa perempuan itu juga bisa berprestasi, sama halnya dengan laki-laki.
Perempuan bukan penyebab kemiskinan dan perempuan itu bukan merupakan sekedar pelengkap, apalagi penyedap. Dalam pandangan Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Allah menyediakan bagi keduanya ampunan dan pahala yang besar. Namun tidak sedikit yang masih menganggap remeh perempuan, padahal setelah kedatangan Rasulullah, Islam mengangkat derajat kaum perempuan ke tempat yang sangat terhormat sebagai anak,
istri, ibu dan anggota masyarakat.
Tidak sedikit yang memuja-muja maupun yang mencela perempuan, bahkan perempuan disebut-sebut sebagai sumber kehancuran maupun kesuksesan para pemuka dunia, sehingga muncul ucapan “dibalik kesuksesan orang-orang besar ada perempuan”, atau bila seorang pemuka mengalami kehancuran, maka yang muncul adalah ucapan “selidikilah perempuannya”.
Laki-Laki Dan Perempuan Berasal Dari Sumber Yang Sama.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptalan kamu dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu” (QS.4:1)
Perempuan adalah penyempurna kekurangan yang ada pada diri laki-laki, begitu juga sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk menyempurnakan kekurangan perempuan, sehingga Allah menjadikan keduanya berpasang-pasangan, agar keduanya merasa tentram dan dapat berbagi. Sehingga tidak ada yang berhak merasa dirinya lebih baik dari yang lainya.
Laki-laki dan perempuan berasal dari sumber yang sama, keduanya di mata Allah memiliki darajat yang sama, namun sangat disayangkan masih banyak pandangan negatif terhadap keberadaan perempuan. Mereka menganggap perempuan hanya memiliki sedikit kecakapan, perempuan hanya dijadikan untuk memuaskan dahaga seksual, kehormatanya dapat dimiliki dengan memberinya sejumlah harta, dapat ditalak kapan saja, bahkan lebih tragis lagi, perempuan dianggap sandal jepit yang dapat dipakai dan dilepas kapan saja.
Pandangan jahiliyah ini masih berkembang di tengah masyarakat, mereka memingit para perempuan dirumah, tidak boleh keluar dengan alasan apapun termasuk untuk belajar dan bekerja. Padahal mencari ilmu adalah hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan. Bahkan istri Nabi tidak hanya belajar, tapi beliau juga mengajarkan ilmu-ilmu fiqh dan periwayatan hadis disamping ahli dalam menciptakan syair, sastra dan ilmu bahasa lainnya. Rasulullah mengatakan “Janganlah kamu melarang hamba-hamba Allah yang perempuan untuk mendatangi masjid-masjid Allah” (Hadis Riwayat Muslim).
Dibalik itu, tidak sedikit perempuan dieksploitasi dan mengeksploitasi dirinya sendiri. Kita lihat saja iklan-iklan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perempuan, menampilkan perempuan yang membuka aurat, yang ditonjolkan bukan kualitas produknya melainkan justru sisi sensual perempuan yang menjadi bintang iklan produk itu.
Hal ini diakui oleh mantan pragawati terkenal yang kini mendapat hidayah dari Allah. Betapa pekerjaannya dulu sebagai peragawati hanya bermanfaat untuk kepentingan pemilik bisnis fashion dan benar-benar menjauhkan ia dari Allah karena setiap saat bergelimangan maksiat. Dengan mengenakan busana muslimah, ia kini benar-benar merasa menjadi perempuan terhormat.

Pandangan Barat dan kaum feminisme sekarang ini yang memandang perempuan muslimah dikebiri hak dan kewajibanya sangatlah tidak beralasan. Lupakah kita pada sejarah bahwa sebelum kedatangan Islam, setiap keluarga malu jika melahirkan anak perempuan.
Mereka tidak segan-segan membunuh bayi perempuan mereka, karena mereka beranggapan memiliki anak perempuan merupakan aib. Tapi setelah kedatangan Islam, semuanya erbalik, bahkan Islam menempatkan perempuan pada posisi yang sangat terhormat.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa laki-laki dan perempuan itu adalah sama (meski secara fisik berbeda). Mereka berasal dari sumber yang sama, derajat mereka sama di sisi Allah, mereka memiliki peluang yang sama untuk maju, tumbuh dan berkembang. Jika persamaan ini yang dikumandangkan kaum feminisme dan Barat, sungguh mereka sanggat ketinggalan kereta sekali. Karena persamaan dalam kondisi ini telah menjadi jaminan Al-Quran.
Namun perlu dingat, ada perbedaan mendasar yang tidak mungkin bisa dipaksakan sama. Perempuan bisa mendapatkan pendidikan tinggai layaknya laki-laki, perempuan bisa mencari nafkah sebagaimana halnya laki-laki, perempuan bisa menjadi kepala rumah tangga jika suaminya meniggal. Namun ada tiga hal penting yang tidak akan pernah mungkin dilakukan laki-laki yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Realita ini harus diakui sebagai kodrat dan fitrah.

Allah telah mengangkat derajat kaum perempuan, Allah telah memuliakan kaum perempuan. Syurga terletak di bawah kaki ibu, Rasul pun mengatakan orang yang pertama yang harus dihormati itu adalah perempuan yaitu ibu, bahkan perempuan sholehah nilainya jauh melebihi keindahan seluruh isi alam semesta ini.
Untuk itu, eksploitasi fisik terhadap keberadaan perempuan adalah sebuah kesalahan besar, namun anehnya tidak banyak perempuan yang menyadarinya, bahkan mereka beranggapan hal itu merupakan aktualisasi diri dan prestasi tersendiri dalam ehidupan mereka, aneh kan!
Eksploitasi Terhadap Perempuan
Telingga kita mungkin sudah kebal mendengar cerita klasik tentang eksploitasi fisik perempuan. Dengan alasan dapat meningkatkan devisa negara, pemerintah tanpa malu sedikitpun melegalkan ribuan tenaga kerja perempuan meninggalkan keluarga, anak dan suaminya untuk menjual tenaga sebagai pembantu rumah tangga ke luar negri.
Mata kita juga mungkin sudah bosan melihat di media televisi, perempuan tanpa malu bahkan bangga memamerkan tubuhnya, beradegan mesra dengan orang yang bukan mahramnya, berlenggak-lenggok di atas cat walk, berpose seronok di majalah porno.
Bahkan hati kita mungkin sudah keras, ini terbukti kita tak mampu berbuat apa-apa atas dilokalisasikannya sebuah daerah untuk transaksi memuaskan nafsu si hidung belang, dimana perempuan di sana adalah konsumsi utama mereka.
Allah menciptakan perempuan dengan keindahan fisik dan kelembutan tutur kata. Makanya tidak heran dikatakan perempuan itu adalah perhiasan dunia. Keindahan fisik ini menjadi komoditas bagi mereka yang hanya mementingkan diri sendiri.
Mereka tidak segan-segan menjadikan fisik perempuan sebagai barang dagangan yang mudah untuk diperjualbelikan, sebagaimana banyak kasus yang terjadi sekarang.
Jika kita berjalan-jalan di pasar Induk Jakarta Timur, maka akan kita temui banyak sekali perempuan-perempuan yang bekerja mengangkat barang yang seharusnya bukan merupakan pekerjaan mereka. Pada pasar yang ramai di malam hari itu akan kita temui perempuan-perempuan setengah baya yang tetap terjaga menunggu pikulan. Padahal pada malam hari yang dingin itu alangkah lebih baik bila ia berada di rumah menemani anak-anaknya belajar atau istirahat.

Kita mungkin masih ingat tragedi Kartini, tenaga kerja Indonesia yang hamil di luar nikah di Arab Saudi. Malang sekali nasibnya, dia menjual tenaga ke luar negeri, bukan Real yang di dapat tapi hukuman mati yang harus ia hadapi. Tidak saja siksaan fisik yang dialami perempuan yang tereksploitasi fisiknya tapi juga harga diri dan kehormatan sering mereka pertaruhkan untuk sekedar dapat menyambung hidup, benar-benar tidak adil!
Perempuan-Perempuan Berprestasi
Jika kita membalik lembaran sejarah, kita akan mendapati tauladan perempuan-perampuan terhormat dan berprestasi, serta memberikan kontribusi terhadap zaman ini. Mereka telah membuktikan perannya sebagai perempuan, sehingga mereka menjadi suri tauladan, tidak hanya pada zamanya saja tapi juga hingga akhir zaman ia tetap ditauladani.
Ummul mukminin, Khadijah binti Khuwaylid, istri pertama Rasulullah telah membuktikan prestasinya, tidak saja di mata manusia, tapi juga di mata Allah. Ia tidak saja sebagai istri, tapi ia adalah seorang pengusaha perempuan yang paling suskses pada zamannya. Ia adalah perempuan terhormat, lagi kaya raya. Ia perempuan pertama yang mengimani Rasul di saat yang lain mengingkari, ia yang membela perjuangan Rasul disaat yang lain memusuhi.
Kesuksesan bisnisnya digunakannya untuk perjuangan dakwah Rasurullah. Tidak terhitung berapa pengorbanan harta yang telah dikeluarkan Khadijah untuk perjuangan Islam dan kaum muslimin. Khadijah telah membuktikan perannya sebagai istri yang membantu perjuangan suaminya untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Dalam bidang pendidikan perempuan yang paling antusias menuntut ilmu adalah Aisyah, istri yang paling dicintai Rasulullah. Ingatannya kuat, dari beliau para sahabat banyak belajar hadis dan hukum Islam lainnya. Ia adalah seorang perempuan yang sangat pemberani dalam perang hingga Allah, Rasul dan para sahabat memberikan kemuliaan kepada beliau.
Dalam sejarah Indonesia tercatat seorang pahlawan perempuan yang prestasinya terus terukhir sepanjang zaman, ialah Cut Nyak Dien, perempuan Aceh yang mengobarkan semangat jihat membela tanah air. Disamping memimpin perang, beliau tidak lupa mengajarkan baca tulis Al-quran kepada masyarakat. Sebuah sikap yang sulit dicari tandingannya pada zaman sekarang ini.
Pada abad 20 yang baru saja kita tinggalkan, kita mengenal sosok perempuan cerdas dan memiliki komitmen kuat terhadap perjuangan Islam. Ia adalah Zainab Al-Ghazali. Perjuangannya menegakkan kalimatullah di bawah pemimpin tirani tidak menggentarkannya meski berhadapan dengan binatang buas dalam penjara pengap yang menjadi hari-harinya semasa dia dipenjara. Namun perjuangannya tidak pernah surut walaupun pecutan dan tamparan menjadi selimutnya di penjara.
Dan masih banyak lagi nama-nama indah terukir di sepanjang masa karena prestasi yang ditorehkan dalam bidangnya masing-masing.
Pentingnya Kesadaran Yang Tinggi
Dalam zaman yang penuh fitnah ini, dimana setiap saat perempuan mudah saja tergelincir kepada jurang kemaksiatan-jika tidak dieksploitasi, mereka yang justru mengeksploitasi dirinya- maka perlu kesadaran yang tinggi bagi perempuan agar terhindar dari segala bahaya.
Kesadaran yang tinggi akan mengantarkan kita kepada kepahaman akan iman dan hakikat Islam. Sebagai konsekwensinya kita akan berbuat untuk mencapai prestasi dan ridha Allah, kita akan memperbaiki diri dan tingkah laku kita sesuai dengan tuntutan dan syariat Allah, kita akan mendidik jiwa dan perasaan kita agar jangan sampai terpengaruh oleh rayuan dan kemilau dunia yang menyesakkan.
Kesadaran yang tinggi itu disertai dengan pemahaman kita terhadap hakekat dan kodrat kita sebagai perempuan. Kesadaran yang tinggi merupakan keistimewaan yang tumbuh sejalan dengan pertumbuhan iman dan kemantapan aqidah sejalan dengan kesadaran hati seseorang akan adanya kiamat dan hari penghisab-an yang akan menunggu setiap saat.
Kesadaran yang tinggi itu akan mampu memberikan sebuah benteng bagi keselamatan diri, aqidah dan jasad. Dan kesadaran itu akan terefleksi dalam akhlak, pergaulan dan keistiqomahan dalam menghindari lingkungan yang tidak baik, serta senantiasa menjadi penebar kebaikan dan mampu menanggulangi berbagai penyakit yang muncul dalam masyarakat.
Perhiasan Dunia
Sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan sholehah. Ia adalah harapan agama, yang diharapkan dapat melahirkan generasi rabbani. Perhiasan itu tidak mudah didapat, harganya terlalu mahal, dan menjaganya pun tidaklah mudah. Setiap abdi Allah ingin mendapatkannya, namun tidak semua bisa memilikinya. Ia memberikan kesejukan dikala hati gersang, ia menyegarkan pandangan di kala mata suram.

Perhiasan dunia itu, dalam kehidupannya menampakkan kemuliaan dirinya. Bagaikan sekumtum mawar yang sedang mekar, harumnya tergambar dari pribadinya yang santun. Tunduk pandangannya, tegas bicaranya. Sedikitpun tidak ada keraguan jika meninggalkannya di rumah.
Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya.
Dalam kehidupan sehari-hari ia senantiasa diselimuti prestasi. Ia senantiasa bekerja keras untuk meraihnya. Dia tahu mana kegiatan yang di sukai Rabb-nya, untuk itu ia tidak pernah putus asa. Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya. Tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatannya, apa lagi hanya sekedar menggodanya. (Yesi Elsandra)
Sumber: Kebebasan wanita (Abdullah Halim Abu Syuqqah), Juru dakwah muslimah (M. Hasan Buraighisy)

Comments

  1. Salam,
    Artikel yang bermanfaat sekali. ^-^
    Blog nya keren juga sobat hihi jadi betah :D
    Jangan lupa ya sobat berkunjung juga ke Putra-Community | #14 . Terimakasih.. ^-^ Saya Tunggu ;-)

    ReplyDelete
  2. terima kasih atas kunjungannya.....
    jangan kapok ke blog ini ya.....

    ReplyDelete

Post a Comment